Uncategorized

Mengenal Teknik Dalam Menghasilkan Motif Tie Dye Yang Ada

Saat ini industri fashion terus menerus memunculkan tren-tren yang baru. Dimana motif tie dye kembali populer. Tie Dye yang dikenal sebagai warisan kaum Hippies ini sebenarnya adalah teknik pembuatan motif sekaligus pewarnaan dengan teknik ikat celup.

Setiap motif, memiliki perbedaan baik dari segi cara atau teknik yang digunakan maupun warna yang dihasilkan. Beberapa motif tie dye berkembang di era modern, sebagian lain sudah digunakan turun temurun sejak ratusan tahun lalu.

Ada beberapa motif tie dye yang kita katahui, yaitu :

Mengenal Teknik Dalam Menghasilkan Motif Tie Dye Yang Ada

Jumputan. Teknik yang dilakukan dengan mengambil bagian kecil kain dan diikat. Motif yang dihasilkan berupa lingkaran-lingkatan kecil.

Tritik. Teknik yang berupa perpaduan ikat celup dan jahit jelujur. Dimana kain terlebih dahulu dijahit jelujur, ditarik baru kemudian dicelupkan pewarna. Motif yang dihasilkan berupa garis putus-putus. Teknik ini sendiri populer di jawa tengah dan Yogyakarta.

Plangi. Tekniknya sama dengan pembuatan motif Jumputan dan Tritik, namun motif yang dihasilkan memiliki tampilan visual yang agak berbeda. Motif Plangi menggambarkan warna kain yang beragam dan meriah. Motif ini sendiri populer di Palembang dan Sumatera Selatan.

Shibori. Di Jepang, tie dye dikenal sejak abad ke 8 dan disebut dengan teknik Shibori. Ada berbagai macam turunan Shibori mulai dari dilipat, dijepit, menggunakan pipa, jahit jelujur. Namun prinsipnya sama yakni kain diikat lalu dicelup ke pewarna. Masing-masing turunan Shibori bakal menghasilkan motif berbeda.

Adire. Beranjak ke Afrika, Anda akan menemukan kain-kain tie dye dengan motif terinspirasi dari alam. Di sana, tie dye disebut dengan Adire. Motifnya bisa terbilang simetris semisal bentuk lingkaran besar. Motif yang dihasilkan solah pecah atu seperti ada sesuatu yang mengucur.